EFEKTIVITAS TANAMAN RUMPUT TIGA SEGI (CYPERUS ODORATUS) DALAM MENURUNKAN KANDUNGAN BOD PADA AIR BUANGAN YANG BERSUMBER DARI RUMAH TANGGA (DOMESTIC WASTES WATER)
DI LORONG MELATI KELURAHAN SILABERANTI
PALEMBANG
Oleh
DEFI ANGRENI
01.06.321
KARYA TULIS ILMIAH
JENJANG PENDIDIKAN TINGGI DIPLOMA III KESEHATAN LINGKUNGAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
PALEMBANG
2009
ABSTRAK
Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (Domestic Wastes Water) yaitu air buangan yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada umumnya air buangan terdiri dari ekskreta (tinja dan air seni), air bekas cucian dapur dan kamar mandi dan umumnya terdiri dari bahan-bahan organik. Kebiasaan masyarakat membuang sampah diselokan, khususnya di Lorong Melati Kelurahan Silaberanti menimbulkan bau dan lingkungan tercemar. Adapun penelitian yang dilakukan adalah Efektivitas Tanaman Rumput Tiga Segi (Cyperus Odoratus) dalam Menurunkan Kandungan BOD pada Air Buangan yang Bersumber dari Rumah Tangga (Domestic Wastes Water) di Lorong Melati Kelurahan Silaberanti Palembang. Penelitian ini bersifat eksperimen. Data yang didapat dari hasil pemeriksaan sampel (BBLK) di analisis dengan analisa varians. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penurunan kandungan BOD pada air buangan yang bersumber dari rumah tangga dengan menggunakan tanaman rumput tiga segi (Cyperus Odoratus), sehingga air buangan dapat dibuang kebadan air dengan kadar BOD yang lebih rendah dengan Standar Baku Mutu Limbah Cair, berdasarkan keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 112 Tahun 2003. Rerata control awal kandungan BOD adalah 81,243 mg/lt, sedangkan rerata pada hari ke-5 adalah 75,026 mg/lt, pada hari ke-10 60,804 mg/lt dan pada hari ke-15 adalah 26,285 mg/lt, jadi semakin lama perlakuan akan semakin nyata hasil yang didapat dalam penurunan BODnya. Dengan adanya penelitian ini dapat diketahui bahwa tanaman rumput tiga segi (Cyperus Odoratus) dapat menurunkan kandungan BOD secara nyata.
Kepustakaan : 11 ( 1987 – 2009 )
ABSTRACT
Water that comes out of the household (Domestic Wastes Water) which is water that comes out of the settlement. In general, the water out of ekskreta (feces and urine), water used to wash kitchen and bathroom, and generally consists of organic materials. Community practices diselokan the trash, especially in the alley Melati Kelurahan Silaberanti cause odor and environment. The research is conducted effectiveness Plant Grass three-way (Cyperus Odoratus) in the Lower BOD Gynecology at the Air comes out of the Household (Domestic Wastes Water) in the alley Silaberanti Melati Kelurahan Palembang. Research of this experiment. Data obtained from the sample examination (BBLK) in the analysis with the analysis of varians. The objective of this research is to find out the actual decrease in BOD in the water that comes out of the household by using three-way plant grass (Cyperus Odoratus), so that water can be thrown out kebadan degree water with a low BOD with Standard Liquid Waste Quality Standard, based on Minister of State decision No. Environment. 112 in 2003. Average BOD control early fetus is 81.243 mg / lt, while the day-to-Average-5 is 75.026 mg / lt, on the day-to-10 60.804 mg / lt, and on the day-to-15 is 26.285 mg / lt, so the longer the treatment akan the more significant results obtained in the reduction BODnya. With this research can be known that three-way plant grass (Cyperus Odoratus) can reduce significantly the actual BOD.
Literature: 11 (1987 - 2009)
|
BIODATA PENULIS
Nama : DEFI ANGRENI
NIM : 01.06.321
Tempat, Tanggal Lahir : Inderalaya, 01 Desember 1988
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jln. Lintas Timur Km 36. Desa Sakatiga seberang dusun 02 No. 002 Kec. Inderalaya Kab. OI (Cgan Ilir)
Pendidikan
1. TK (1993-1994) : TK Pertiwi Inderalaya
1. SD (1994-2000) : SD N 1 Inderalaya
2. SLTP (2000-2003) : SLTP N 1 Inderalaya
3. SMA (2003-2006) : SMA N 1 Inderalaya
EFEKTIVITAS TANAMAN RUMPUT TIGA SEGI (CYPERUS ODORATUS) DALAM MENURUNKAN KANDUNGAN BOD PADA AIR BUANGAN YANG BERSUMBER DARI RUMAH TANGGA (DOMESTIC WASTES WATER) DI LORONG MELATI KELURAHAN SILABERANTI PALEMBANG
Karya Tulis Ilmiah Oleh
DEFI ANGRENI
Nomor Induk Mahasiswa : 01. 06. 321
Program Studi Kesehatan Lingkungan
Disetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Sudarto, B. Sc, ST Agus Herdiana, AMKL, S.Pd
NIP. 140192530 NBM. 88.19.20
Disahkan
Ketua STIKES Muhammadiyah
dr. Santi Mismeriyanti
NBM. 99.13.04
Telah diujikan dan lulus pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 28 Juli 2009
Tim penguji :
a. Ketua : Sudarto, B.Sc, ST ________________________
b. Penguji I : Ir. H. M. Djakfar Abdullah, M.Si ________________________
c. Penguji II : Hamzah Hasyim, S.KM, M.KM ________________________
Palembang 28 Juli 2009
Diketahui oleh Kepala Program Studi
DIII Kesehatan Lingkungan
Heri Shatriadi, AMKL, S.Pd
NBM : 884664
Motto :
Semakin besar “Mengapa” Anda akan semakin besar energi yang mendorong Anda untuk meraih sukses.
Doa memberikan kekuatan pada orang lemah, membuat orang yang tidak percaya menjadi percaya dan memberikan keberenian pada orang yang ketakutan. Rasa takut bukanlah untuk dinikmati, tetapi untuk dihadapi.
Berikan kebanggaan dan kebahagiaan untuk rang-orang yang berada di sekitarmu.
Kupersembahkan untuk:
Cinta di atas cinta yang ada yaitu Allah SWT.
Ayahanda (Husmi) dan Bundaku tersayang (Sholeha) yang mengharapkan keberhasilanku.
Saudara-saudaraku yang tersayang, Ayunda Meitia S.pd, serta Adik-adikku tercinta Nelda, Mala, Risa, dan Jailani.
Teman-teman seperjuangan Rhisa, Nova, Desti, lastri, Stevi, Ani, Hardi, Mas Leni, Sri dan teman-teman sekelasku yang lain.
Temanku di STIKes Siska, Arin, Heni, Jelly, Titin, Rahmi tina, Sanggra dan Salwa.
Teman-teman SMAku Rara, Yaya, Tata dan Lili.
Seseorang yang special dihati
Almamaterku
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadiran ALLAH SWT yang telah memberikan segalah taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan judul “ Efektivitas Tanaman Rumput Tiga Segi (Cyperus Odoratus) Dalam Menurunkan Kandungan BOD Pada Air Buangan Yang Bersumber Dari Rumah Tangga (Domestic Wastes Water)Di Lorong Melati Kelurahan Silaberanti Palembang ” guna memenuhi syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III Kesehatan Lingkungan Muhammadiyah Palembang.
Penyusunan karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan berkat bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada
1. Ibu Dr. Santi Mismeriyanti, selaku Ketua STIKES Muhammadiyah Palembang
2. Bapak Heri Shatriadi, AMKL, SPd selaku Ketua Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan STIKES Muhammadiyah Palembang
3. Bapak Sudarto, ST , selaku pembimbing 1
4. Agus Herdiana, AMKL, SPd, selaku pembimbing II
5. Bapak Ir. H.M Djakfar Abdullah, M.Si, selaku penguji I
6. Bapak Hamzah Hasyim, SKM, MKM, selaku Penguji II
7. Ketua RT 06 kelurahan Silaberanti.
8. Ka. Balai Besar Laboratorium Kesehatan.
9. Bapak dan Ibu dosen program studi Diploma III Kesehatan Lingkungan STIKES Muhammadiyah Palembang.
10. Orang tuaku tercinta dan saudara-saudaraku yang telah mendo’akanku dan mendukungku
11. Teman-teman satu Almamater
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ilmiah ini masih banyak terdapat kekurangan baik isi maupun cara penulisan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki, tetapi dengan keterbatasan pengetahuan tersebut penulis berusaha untuk dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan sebaik-baiknya.
Apabila di dalam karya tulis ilmiah ini terdapat kekeliruan, penulis memohon maaf. Akhirnya penulis berharap karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalammu’alaikum Wr. Wb
Palembang Juli 2009
DEFI ANGRENI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i
ABSTRAK ....................................................................................................................... ii
ABSTRACT..................................................................................................................... iii
BIODATA PENULIS ..................................................................................................... iv
LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................................... v
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................................ vii
KATA PENGANTAR .................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... x
DAFTAR TABEL........................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................... 3
D. Batasan Masalah ................................................................................................... 3
E. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 3
F. Sistematika Penulisan ........................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
- Tinjauan Tentang Tanaman Rumput Tiga segi (cyperus odoratus)........................ 5
- Tinjauan Tentang BOD.......................................................................................... 7
- Tinjauan Tentang Air Buangan Rumah Tangga..................................................... 8
- Tinjauan Tentang Bakteri....................................................................................... 14
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
- Gambaran Umum................................................................................................... 16
- Metode Penelitian.................................................................................................. 16
1. Jenis Penelitian................................................................................................. 16
2. Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................................... 17
3. Sampel.............................................................................................................. 17
4. Variabel Penelitian........................................................................................... 17
5. Prosedur Kerja................................................................................................. 20
6. Kerangka Konsep............................................................................................. 20
7. Defenisi Operasional........................................................................................ 20
8. Cara Pengumpulan Data.................................................................................. 21
9. Teknik Pengolahan Data.................................................................................. 21
10. Analisa Data .................................................................................................... 21
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN
- Hasil Penelitian...................................................................................................... 23
- Pembahasan............................................................................................................ 26
BAB V PENUTUP
- Kesimpulan............................................................................................................ 29
- Saran ..................................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
I. Membuat Daftar Analisa Varians ............................................................. 21
II. Rerata Hasil Pengamatan Tanaman Rumput Tiga Segi (Cyperus Odoratus) Dalam Menurunkan Kandungan BOD Air Buangan Yang Bersumber Dari Rumah Tangga (Domestic Wastes Water) di Lorong Melati Kelurahan Silaberanti Palembang ............................................... 24
III. Daftar analisa variansi parameter BOD .................................................... 26
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar Rangka Percobaan .................................................................................... 23
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
- Surat Hasil Pemeriksaan Sampel Dari BBLK ( Balai Besar Laboratorium Kesehatan)
- Fhoto Hasil Penelitian
- Surat Izin Pengambilan Data
- Surat Izin Penelitian
- Daftar Nilai Baku Pada Taraf Signifikasi 5% dan 1% untuk Analisis Varians
- Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan salah satu sumber kehidupan manusia, kebutuhan terhadap air meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk di dunia. Menurut Suriawiria (2005:13), sumber air mulai terbatas bahkan cenderung berkurang yang disebabkan oleh faktor-faktor yang bersumber dari kegiatan manusia, seperti pengundulan hutan, pengurangan kawasan resapan air dan pencemaran. Sumber air semakin terbatas, berbagai upaya banyak dilakukan salah satunya pengolahan air buangan, sehingga sumber air tersebut dapat digunakan kembali sesuai dengan persyaratan yang berkaitan dengan kualitas fisik, kualitas kimia, ataupun kualitas biologis.
Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (Domestic Wastes Water), yaitu air buangan yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada umumnya air buangan terdiri dari ekskreta (tinja dan air seni), air bekas cucian dapur dan kamar mandi, dan umumnya terdiri dari bahan-bahan organik (Natoatmodjo, 2003:170).
Efek buruk dari air buangan yang tidak dikelola dengan baik dantaranya adalah membahayakan kesehatan manusia, dapat menimbulkan kerusakan benda atau bangunan, dan merusak keindahan (estetika) karena bau busuk (Sugiharto, 1987:16)
Menurut Fardiaz, (2006:35) BOD (Biomical Oksigen Demand) menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup untuk memecah atau mengoksidasi bahan-bahan buangan di dalam air. Jadi nilai BOD tidak menunjukkan jumlah bahan organik sebenarnya, tetapi hanya mengukur secara relatif jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan buangan tersebut. Jika konsumsi oksigen tinggi yang ditunjukkan dengan semakin kecilnya oksigen yang terlarut, maka berarti kandungan bahan-bahan buangan yang membutuhkan oksigen tinggi.
Penurunan oksigen terlarut dalam air dapat mengakibatkan menurunnya kehidupan hewan dan tanaman air. Hal ini disebabkan karena makhluk-makhluk hidup tersebut banyak yang mati atau bermigrasi ketempat yang konsentrasi oksigennya masih cukup tinggi. Jika konsentrasi oksigen terlarut sudah terlalu rendah, maka mikroorganisme aerobik tidak dapat hidup dan berkembang biak, tetapi sebaliknya mikroorganisme yang bersifat anaerobik akan menjadi aktif memecah bahan-bahan tersebut secara anaerobik karena tidak ada oksigen (Fardiaz, 2006:37).
Berbagai cara pengolahan air buangan dapat diterapkan tergantung dari pada kualitasnya pada umumnya, pengolahan dilakukan secara bertahap. Pengolahan awal atau preliminary adalah pengolahan yang dilakukan untuk mencegah komplikasi pengolahan selanjutnya, pengolahan primer adalah pengolahan untuk menghilangkan semua benda terapung serta sebagian besar benda yang tersuspensi, pengolahan sekunder adalah pengolahan biologis seperti pengolahan lumpur aktif, kolam oksidasi dan sebagainya.
Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (Domestic Wastes Water) yang terdapat di lorong Melati kelurahan Silaberanti, ini merupakan hasil dari aktifitas rumah tangga itu sendiri, air tersebut dibuang ke selokan kemudian limbah tersebut mengalir ke tempat yang lebih rendah, karena kebiasaan penduduk membuang sampah diselokan tanpa perlakuan khusus, sehingga air tersebut tergenang dan meningkatkan bau.
Mengingat banyaknya tanaman rumput tiga segi (Cyperus Odoratus) yang tumbuh di rawa-rawa sekitar kelurahan Silaberanti, maka penulis tertarik untuk menjadikan tanaman itu sebagai salah satu cara pengolahan air buangan rumah tangga. Menurut Suriawiria (2005:118) pada akar tanaman ini mengandung mikroba rhizosfera yang mempunyai kemampuan untuk melakukan penguraiaan terhadap benda-benda organik ataupun anorganik yang terdapat di dalam air buangan. Oleh karena itu kehadiran tanaman ini dimanfaatkan penulis untuk menurunkan BOD pada air buangan rumah tangga.
Dengan melihat kondisi di atas, maka penulis ingin sekali mengetahui dan melakukan penelitian di tempat penampungan air buangan rumah tangga di lorong Melati kelurahan Silaberanti, khususnya dalam menurunkan kandungan BOD tersebut dengan melakukan penanaman tanaman rumput tiga segi (Cyperus Odoratus) dengan bertujuan dapat meningkatkan oksigen dalam air.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, penulis dapat mengajukan permasalahan sebagai berikut:
Apakah tanaman rumput tiga segi (Cyperus Odoratus) mampu menurunkan BOD dalam air buangan yang bersumber dari rumah tangga?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui penurunan BOD pada air buangan yang bersumber dari rumah tangga.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui BOD pada air buangan yang bersumber dari rumah tangga sebelum ditanami tanaman rumput tiga segi (Cyperus Odoratus) dan sesudah ditanami tanaman rumput tiga segi (Cyperus Odoratus) selama 5 hari, 10 hari dan 15 hari dengan tiga kali perlakuan.
b. Untuk mengetahui perbedaan penurunan BOD dalam air buangan dari Variasi jumlah air buangan rumah tangga dengan jumlah tanaman rumput tiga segi (Cyperus Odoratus).
D. Batasan Masalah
Mengingat luasnya masalah dalam penelitian ini, maka penulis membatasi pada penurunan BOD dalam air buangan yang bersumber dari rumah tangga sebelum dan sesudah ditanami tanaman rumput tiga segi (Cyperus Odoratus).
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang penulis lakukan yaitu:
1. Untuk Penulis
Untuk menambah wawasan tentang pengolahan air buangan terutama dalam menurunkan kandungan BOD dengan menggunakan tanaman rumput tiga segi (Cyperus Odoratus).
2. Untuk Akademi
Menambah referensi pada perpustakaan yang ada di STIKES Muhammadiyah Palembang, terutama untuk prodi DIII Kesehatan Lingkungan.
3. Untuk Masyarakat
Agar dapat memanfaatkan tanaman rumput tiga segi (Cyperus Odoratus) sebagai alternatif pengolahan air buangan.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam memahami penulisan karya tulis ilmiah, maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis menguraikan secara singkat mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini berisi tentang teori-teori mengenai air buangan dan permasalahan yang di ambil dari buku-buku referensi yang menunjang penulisan penelitian.
BAB III GAMBARAN UMUM METODE PENELITIAN
Dalam bab ini dibahas metode penelitian yang dipakai, lokasi, alat dan bahan, waktu penelitian, proses kerja, cara penggumpulan data, analisis data, kerangka konsep serta definisi operasional.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini diuraikan tentang hasil dari penelitian dan disertai dengan pembahasannya
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini diuraikan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian dan saran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Tanaman Rumput Tiga segi (Cyperus Odoratus)
Hampir dapat dipastikan masyarakat Indonesia sudah mengenal tanaman Cyperus Odoratus yang sering disebut rumput tiga segi. Tanaman ini diduga berasal dari daerah tropis.
Rumput tiga segi (Cyperus Odoratus) merupakan sejenis tanaman rumput yang sering terdapat di tanah lembab dan berair. Tanaman ini mudah ditemui dalam sawah padi, tali air, rawa-rawa, kebun dan sebagainya.
Menurut Suriawiria (2003:279-280), ada beberapa jenis tanaman air uang sudah diketahui kemampuannya sebagai pengelolaan senyawa organik atau pun anorganik yang terdapat di dalam air buangan.
- Kelompok tanaman mengambang atau mengapung (Floating Plants) seperti eceng gondok (Eichornia crassipes), paku air (Azolla pinnata) dsb.
- Kelompok tanaman di dalam air (Submerged plants)
- Kelompok tanaman amfibius (AnpHibious plants) seperti mendong (Fibristlys globulosa), kangkung (Impomoea aquatical), genjer (Limocharis flava) dsb.
1. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (tumbuhan )
Devisi : MagnoliopHyta (tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida
Famili : cyperaceae
Genus : Cyperus
Spesies : C. Odoratus
Menurut klasifikasi, rumput tiga segi (Cperus Ooratus) termasuk famili Cyperaceae. Famili ini memiliki genus cyperus.
Rumput tiga segi (Cyperus Odoratus) merupakan tanaman tahunan. Tangkai tanaman ini berbentuk segi tiga. Tinggi tangkainya kira-kira 10-80. tangkai tersebut juga menyangga daun, namun daun tersebut tidak halus. Bagian ujung tangkai ditumbuhi daun-daun kecil seperti sepatu berduri yang membentuk bunga.
Rumput tiga segi (Cyperus Odoratus) mempunyai bermacam-macam jenis diantaranya Cyperus Papyrus, Cyperus Alternifolius, Cyperus Esculentus, Cyperus Helfery, Cyperus Root, Cyperus Lucidus, Cyperus Fuscus, Cyperus Eragrostis, Cyperus Wild Spike dan banyak jenis lainnya.
Spesies rumput ini tidak mempunyai nama tempatan karena dipercayai berasal dari luar negeri yang dibawah masuk untuk tujuan hiasan taman sejak dua-tiga puluh tahun lampau. Jumlah tumbuhan dalam famili ini di seluruh dunia dianggarkan sebanyak 750-800 jenis.
2. Manfaat Rumput Tiga Segi (Cyperus Odoratus)
Tanaman rumput tiga segi (Cyperus Odoratus) dimanfatkan sebagai hiasan taman air. Penampilan tanaman rumput tiga segi dalam taman air dapat menjadi tumpuan pandangan karena bentuknya yang tinggi dan menarik. Biasanya tanaman air berbentuk mendatar di permukaan air tetapi tanaman ini berbeda hal ini memberikan suasana berbeda untuk penghias taman air.
Selain dijadikan sebagai hiasan tanaman air, tanaman ini juga dijadikan bahan hiasan jambangan dalam gubahan bunga. Beberapa batang tanaman rumput tiga segi diatur dengan bunga-bunga lain untuk mandapatkan gubahan yang tinggi dan menegak. Batang tanaman rumput tiga segi akan dipotong bagian ujung daun untuk mandapatkan keunikan sebuah gubahan.
Selain kegunaannya sebagai taman air dan jambangan, tanaman rumput tiga segi ini sejak dulu dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk membuat kertas.
B. Tinjauan Tentang BOD
BOD merupakan banyaknya oksigen yang diperlukan untuk menguraikan benda organik oleh bakteri yang terjadi pada badan air penerimaan dengan pengurangan kandungan oksigennya.
Jenie; Rahayu, (2007:49) Air buangan yang bersumber dari rumah tangga yang tidak mengandung limbah industri mempunyai BOD kira-kira 200 ppm. Limbah pengolahan pangan umumnya lebih tinggi dan sering sekali lebih dari 1000 ppm.
Uji BOD adalah salah satu metode analisis yang paling banyak digunakan dalam penanganan air buangan dan pengendalian polusi. Uji ini mencoba menentukan kekuatan polusi dari suatu limbah dalam pengertian kebutuhan mikroba akan oksigen dan merupakan ukuran tak langsung dari bahan organik dalam limbah.
Uji BOD distandarisasi pada periode 5 hari, suhu 200 C sampel disimpan dalam botol yang kedap udara. Stabilisasi yang sempurna dapat membutuhkan 100 hari pada suhu 200c. Periode inkubasi yang lama ini tidak praktis untuk penentuan rutin. Oleh karena itu prosedur yang disarankan oleh AOAC (Assoaciation of Official Analytical Chemists) adalah periode inkubasi 5 hari dan disebut BOD5. Nilai ini merupakan indeks jumlah bahan organik yang dapat dipecah secara biologik bukan ukuran sebenarnya dari limbah organik.
Uji BOD mempunyai banyak kelemahan, diantaranya adalah:
- Dalam uji BOD ikut terhitung oksigen yang dikonsumsi oleh bahan-bahan anorganik atau bahan-bahan tersuspensi lainnya yang disebut juga “Intermediate Oxigen Demand”.
- Uji BOD memerlukan waktu yang cukup lama yaitu minimal 5 hari.
- Uji BOD yang dilakukan selam 5 hari masih belum dapat menunjukkan nilai total BOD melainkan hanya kira-kira 68% dari total BOD.
- Uji BOD tergantung dari adanya senyawa penghambat di dalam air tersebut, misalnya adanya germisida seperti khlorin dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang dibutuhkan untuk merombak bahan organik, sehingga hasil uji BOD menjadi kurang teliti.
C. Tinjauan Tentang Air Buangan Rumah Tangga
1. Pengertian Air Buangan
Air buangan adalah air yang telah digunakan untuk keperluan industri, irigasi, keperluan rumah tangga dan keperluan lainnya sering dikembalikan lagi ke sumber asalnya. Dengan demikian air buangan ini bersifat kotoran umum (Fardiaz, 2006: 80).
Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (Domestic Wastes Water), Menurut Notoatmodjo (2003:170), yaitu buangan yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada umumnya air buangan terdiri dari excreta (tinja dan air seni), air bekas cucian dapur dan kamar mandi dan umumnya terdiri dari bahan-bahan organik
Air buangan yang mengandung exkreta, yakni tinja dan urine manusia jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan air bekas cucian dapur, kamar mandi dan bahan-bahan organik karena banyak mengandung kuman patogen.
Adapun efek samping dari limbah tersebut menurut Sugiharto (1987) dapat berupa:
a. Membahayakan kesehatan manusia karena dapat merupakan pembawaan suatu penyakit.
b. Merugikan segi ekonomi karena dapat menimbulkan kerusakan pada benda atau bangunan maupun tanaman dan pelemakan.
c. Dapat merusak atau membunuh kehidupan yang ada di dalam air, seperti ikan dan binatang peliharaan lainnya.
d. Dapat merusak keindahan (estetika), kerena bau busuk dan pemandangan yang tidak sedap dipandang terutama di daerah hilir sungai yang merupakan daerah rekreasi.
2. Sumber Air Buangan
Air buangan berasal dari berbagai sumber menurut Notoatmodjo (2003:170), secara garis besar air buangan dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut:
a. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (Domestic Wastes Water), yaitu air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada umumnya air limbah ini terdiri dari excreta (tinja dan air seni), air bekas cucian dapur dan kamar mandi, dan umumnya terdiri bahan-bahan organik.
b. Air buangan industri (Industrial Wastes Water), yang berasal dari berbagai jenis industri akibat proses produksi. Zat-zat yang terkandung di dalamnya sangat bervariasi sesuai dengan bahan baku yang dipakai oleh masing-masing industri.
c. Air buangan kotapraja (Municipal Wastes Water), yaitu air buangaan yang berasal dari daerah: perkotaan, perdagangan, hotel, restoran, tempat-tempat umum, tempat-tempat ibadah dan sebagainya. Pada umumnya zat-zat yang terkandung dalam jenis air limbah ini sama dengan air limbah rumah tangga.
3. Komposisi Air Buangan
Menurut Sugiharto (1987:16), sesuai dengan asalnya, maka air buangan mempunyai komposisi yang sangat bervariasi dari setiap tempat dan setiap saat.
“ Secara garis besar zat-zat yang terdapat di dalam air buangan dapat dikelompokan seperti pada skema berikut ini”
4. Karakteristik Air Buangan
Karakteristik air limbah perlu dikenalkan, karena hal ini akan menentukan cara pengolahan yang tepat, sehingga tidak mencemari lingkungan hidup. Secara garis besar karakteristik air buangan ini digolongkan sebagai berikut:
a. Karakteristik fisik
Sebagian besar terdiri dari air dan sebagian kecil terdiri dari bahan-bahan padat dan suspensi. Terutama air buangan rumah tangga, biasanya berwarna suram seperti larutan sabun, sedikit berbau, kadang–kadang mengandung sisa–sisa kertas, berwarna bekas cucian beras dan sayur, bagian – bagian tinja, dan sebagainya.
b. Karateristik kaimiawi
Biasanya air buangan ini mengandung campuran zat– zat kimia anorganik yang berasal dari penguraian tinja, urine dan sampah – sampah lainnya. oleh sebab itu, pada umumnya bersifat basah pada waktu masih baru, dan cenderung ke asam apabila sudah memulai membusuk.
c. Karateristik Bakteriologis
Kandungan bakteri patogen serta organisme golongan coli terdapat juga dalam air limbah tergantung dari mana sumbernya, namun keduanya tidak berperan dalam proses pengolahan air buangan.
5. Efek Buruk Air Buangan
Sesuai dengan batasan dari air buangan yang merupakan benda sisa, maka sudah barang tertentu bahwa air buangan merupakan benda yang sudah tidak dipergunakan lagi. Akan tetapi, tidak berarti bahwa air buangan tersebut tidak perlu dilakukan pengelolaan, karena apabila air buangan ini tidak dikelola secara baik akan dapat menimbulkan gangguan, baik terhahap lingkungan maupun terhadap lingkungan maupun terhadap kehidupan yang ada (Sugiharto, 1987:44). Efek buruk air buangan menurut Sugiharto yaitu :
Air buangan sangat berbahaya terhadap kesehaatan manusia mengingat bahwa banyak penyakit yang dapat ditularkan melalui air buangan, air buangan ini ada yang hanya berfungsi sebagai media pembawa saja seperti penyakit kolera, radang usus, hepatitis infektios serta skhistosomiasis, selain sebagai pembawa penyakit di dalam air buangan itu sendiri banyak terdapat bakteti patogen penyebab penyakit.
Dengan banyaknya zat pencemar yang ada di dalam air buangan, maka akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen yang terlarut di dalam air buangan dengan demikian akan menyebabkan kehiduapan di dalam air yang membutuhkan oksigen akan terganggu, dalam hal ini akan mengurangi perkembangannya. Selain kematian kehidupan di dalam air disebabkan karena kurangnya oksigen di dalam air dapat juga disebabkan karena adanya zat yang beracun yang berada di dalam air buagan tersebut. Selain matinya ikan dari bakteri – bakteri di dalam air juga dapat menimbulkan kerusakan pada tanaman atau tumbuhan air. Sebagai akibat matinya bakteri – bakteri, maka proses penjernihan sendiri yang seharusnya bisa terjadi pada air buangan menjadi terhambat. Sebagai akibat selanjutnya adalah air limbah akan sulit diuraikan.
Penampakan ampas yang dibuang ke air buangan dapat mengganggu keindahan tempat disekitanya dan dapat menimbulkan bau tidak sedap. Selain bau dan tumpukan ampas yang mengganggu, maka warna air buangan yang kotor juga dapat menimbulkan gangguan pandangan.
Apabila air buangan mengandung kadar pH rendah atau bersifat asam maupun pH tinggi yang bersifat basa dapat mengakibatkan timbulnya kerusakan pada benda-benda yang dilaluinya. Lemak yang merupakan sebagian dari komponen air buangan yang dapat menggumpal pada suhu udara normal, dan akan berubah menjadi cairan apabila berada pada suhu yang lebih panas. Lemak yang berupa benda cair pada saat dibuang ke saluran air buangan akan menumpuk secara kumulatif pada saluran air buangan kerena mengalami pendingan dan lemak ini akan menempel pada dinding saluran air buangan yang pada akhirnya akan dapat menyumbat aliran air buangan. Selain penyumbatan akan dapat juga terjadi kerusakan pada tempat dimana lemak tersebut menempel yang bisa berakibat timbulnya kebocoran.
6. Penanganan Air Buangan
Salah satu contoh tahap-tahap proses penanganan air buangan adalah sebagai berikut, (Fardiaz, 2006:88).
a. Penangan primer, yaitu membuang bahan-bahan padatan yang mengendap atau mengapung
b. Penanganan sekunder, yaitu proses dekomposisi bahan-bahan padatan secara biologis.
c. Pengendapan, yaitu menghilangkan komponen fosfor dan padatan tersuspensi.
d. Adsorbsi, yaitu menghilangkan bahan-bahan organik terlarut.
e. Elektrodialisis, yaitu menurunkan konsentrasi garam-garam terlarut sampai pada konsentrasi air semula, sebelum digunakan.
f. Khlorinasi, yaitu menghilangkan organisme penyebab penyakit
Dengan melakukan tahap-tahap seperti tersebut di atas dalam penangan suatua air buangan diharapkan air buangan tersebut dapat digunakan kembali karena mutunya kembali seperti semula, yaitu sebelum digunakan.
1) Proses Penanganan Primer
Proses penanganan air buangan primer pada perinsipnya terdiri dari tahap-tahap untuk memisahkan air dari limbah padatan, yaitu dengan cara membiarkan padatan tersebut mengendap atau memisahkan bagian-bagian yang mengapung seperti daun, plastik, kertas, dan sebagainya. Proses penanganan primer terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut:
a) Penyaringan.
Bahan-bahan buangan yang mengapung dan berukuran besar di hilangkan dari air buangan dengan cara mengalirkan air tersebut melalui saringan.
b) Pengendapan dan pemisahan benda-benda kecil.
Pasir, benda-benda kecil dan hasil penghancuran padatan dari tahap pertama dibiarkan mengendap pada dasar suatu tabung.
c) Pemisahan Endapan.
Setelah dipisahkan dari benda-benda kecil, air buangan masih mengandung padatan tersuspensi. Padatan ini dapat mengendap jika aliran air buangan diperlambat, dan proses ini dilakukan di dalam tangki sedimentasi.
Air hasil proses penanganan primer yang telah dihilangkan padatan dan padatan tersuspensinya kemudian diberi perlakuan dengan gas khiorin sebelum dibuang ke sungai atau saluran air. Tujuan pemberian gas khlorin adalah untuk membunuh bakteri penyebab penyakit yang dapat membahayakan lingkungan.
2) Proses Penanganan Sekunder
Dalam proses penangana sekunder dikenal dua macam proses yang biasa digunakan, yaitu proses penyaringan trikel dan lumpur aktif
Sistem penyaringan trikel atau penyaringan biologis merupakan cara lama dalam penanganan sekunder air buangan, sedangkan cara yang lebih baru disebut proses lumpur aktif.
3) Proses Penangan Tersier
Proses penanganan primer dan sekunder terhadap air buangan dapat menurunkan nilai BOD air dan menghilangkan bakteri yang berbahaya. Tetapi kedua proses tersebut tidak dapat menghilangkan komponen – komponen organik dan anorganik yang terlarut. Jika air buangan tersebut harus memenuhi standar mutu air yang ada, maka bahan – bahan yang terlarut tersebut harus dihilangkan terlebih dahulu yaitu dengan melakukan proses penenganan tersier atau penanganan lanjut.
Ø Adsorbsi Dan Pengendapan
Salah satu cara menghilangkan komponen–komponen terlarut tersebut adalah dengan mengalirkan air yang telah diolah melalui lapisan karbon aktif. Komponen–komponen organaik yang terlarut akan diadsorbsi pada permukaan karbon aktif dan terpisah dari air.
Ø Elektrodialisis
Untuk menghilangkan garam–garam anorganik yang terdapat di dalam air buangan diperlukan proses khusus. Proses yang biasa dilakukan dengan cara Elektrodilisis. Dalam proses yanag kompleks ini digunakan listrik dan membran, dan membran yang digunakanya biasanya terbuat dari plastik yang telah diberi perlakuan kimia.
Ø Osmosis Berlawanan
Proses osmosis terjadi bila terdapat dua macam larutan dengan konsentrasi berbeda dipisahkan satu sama lain oleh suatu membran permeabel.
D. Tinjauan Tentang Bakteri
Bakteri adalah suatu organisme yang jumlahnya paling banyak dan tersebar luas dibandingkan dengan organisme lainnya di bumi. Bakteri umumnya merupakan organisme uniseluler (bersel tunggal), prokariota/prokariot, tidak mengandung klorofil, serta berukuran mikroskopik (sangat kecil). Dalam tumbuh kembang bakteri baik melalui peningkatan jumlah maupun penambahan jumlah sel sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni seperti ph, suhu temperatur, kandungan garam, sumber nutrisi, zat kimia dan zat sisa metabolisme.
Ciri-Ciri Bakteri :
§ Umumnya tidak berklorofil
§ Hidupnya bebas atau sebagai parasit / patogen
§ Bentuknya beraneka ragam
§ Memiliki ukuran yang kecil rata-rata 1 s/d 5 mikron
§ Tidak mempunyai membran inti sel / prokariot
§ Kebanyakan Uniseluler (memiliki satu sel)
§ Bakteri di lingkungan ekstrim dinding sel tidak mengandung peptidoglikan, sedangkan yang kosmopolit mengandung peptidoglikan
Manfaat/Kegunaan Bakteri Yang Menguntungkan Bagi Kehidupan :
1. Membantu menyuburkan tanah dengan menghasilkan nitrat
2. Pengurai sisa makhluk hidup dengan pembusukan
3. Fermentasi dalam pembuatan makanan dan minuman
4. Penghasil obat-obatan seperti antibiotik
5. Mengurai sampah untuk menghasilkan energi
6. Membantu dalam pembuatan zat-zat kimia, dll.
Rhizobakteri adalah sejenis bakteri yang hidup di sekitar perakaran tanaman. Bakteri tersebut hidupnya secara berkoloni menyelimuti akar tanaman. Bagi tanaman keberadaan mikroorganisme ini akan sangat baik. Bakteri ini memberi keuntungan dalam proses fisiologi tanaman dan pertumbuhannya.
Akar adalah sumber kehidupan, disana terjadi pertukaran udara, unsur hara, dekomposisi dll.
BAB III
GAMBARAN UMUM DAN METODE PENELITIAN
A. Gambaran Umum
- Geografis
Lorong Melati Kelurahan Silaberanti Palembang termasuk dalam suatu wilayah Kecematan Seberang Ulu I Palembang. Dengan luas area 324 Ha yang dimanfaatkan untuk berbagai keperluan antara lain untuk bangunan pemukiman penduduk, jalan raya, sarana penduduk, bangunan ibadah, dan lain–lain.
Secara geografis lorong Melati yang terdapat di Kelurahan Silaberanti Palembang berbatasan dengan :
a. Sebelah Utara : Kelurahan 8, 9 / 10 ulu.
b. Sebelah Selatan : Kelurahan Plaju darat
c. Sebelah Timur : Kelurahan 13 ulu
d. Sebelah Barat : Kelurahan 8 ulu
- Penduduk
Jumlah penduduk Kelurahan Silaberanti Rt. 06 Rw. 02 Seberang Ulu I Palembang adalah 169 penduduk jiwa yang terdiri dari laki – laki 82 orang dan perempuan 87 orang dari jumlah penduduk yang ada di Kelurahan Silaberanti Rt. 06 tersebut akan di peroleh jumlah kepada keluarga 56 KK.
B. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan bersifat eksperiman, yaitu perlakuan terhadap air buangan yang bersumber dari rumah tangga yang ditanami tanaman rumput tiga segi (cyperus odoratus ) untuk menurunkan kandungan BOD.
2. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di tempat penampungan air buangan rumah tangga yang terdapat di lorong Melati Kelurahan Silaberanti Palembang, waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April tahun 2009.
3. Sampel
Di dalam sampel penelitian ini yang menjadi sampel adalah air buangan yang bersumber dari rumah tangga di lorong Melati Kelurahan Silaberanti.
4. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas (Independent Variabel) yang terdapat pada masalah penelitian yang sifatnya mempengaruhi variabel bebas dalam penelitian ini adalah lamanya penanaman tanaman rumput tiga segi (Cyperus Odoratus) ke dalam sampel air buangan rumah tangga yang terdapat di Lorong Melati kelurahan Silaberanti Palembang.
b. Variabel Terikat (Berendent Variabel) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kandungan BOD pada sampel air buangan rumah tangga yang terdapat di lorong Melati Kelurahan Silaberanti Palembang.
c. Variabel pengganggu adalah variabel yang dapat mempengaruhi keadaan objek yang akan diteliti. Variabel pengganggu dalam penelitian ini adalah jenis tanaman rumput tiga segi, suhu, oksigen di udara bebes, serta waktu pengambilan sampel.
d. Hubangan Variabel
Hubungan variabel tersebut ada 2 sebagai berikut :
5. Prosedur Kerja
a.Alat dan bahan pengambilan sampel
1) Alat
− Ember (2 liter)
− Wadah atau tempat penampungan air (20 liter)
− Sarung tangan
2) Bahan
− Tanaman rumput tiga segi (Cyperus Odoratus)
− Air Sampel
b. Alat dan Bahan Pemeriksaan Laboratorium
1) Alat
- Botol Winkler
- Buret mikro 2 ml atau digital buret 25 mL
- Pipet volume 5 ml, 10 mL da 50 mL
- Pipet ukur 5 mL
- Erlenmeyer 125 mL
- Gelas piala 400 mL dan
- Labu ukur 1000 mL
2) Bahan
- Mangan sulfat, MnSO, 4H2O, MnSO4, 2H2O a au MnSO4, H2O
- Air suling
- Natrium hidroksida, NaOH atau Kalium Hidroksia, KOH
- Na lodida, Nal atau Kalium Lodida, Kl
- Amilum / kanji
- Atrium Azida, NaN3
- Asam salisilat
- Asam sulfat, H2SO4 pekat
- Sodium thiosulfa, Na2S2O3 5H2O
- Kalium bi-iodat, KH (IO3)2 dan
- Kalium dikromat, K2Cr2O7
c. Pengambilan Sampel
1) Diambil sampel air limbah dari tempat air buangan rumah tangga yang terdapat di Lorong Melati Kelurahan Silaberanti Palembang dengan menggunakan ember.
2) Diisi sampai penuh pada ember lalu ditutup di dalam air dan jangan sampai oksigen masuk ke dalam botol sampel air tersebut.
3) Pindahkan ke suatu tempat atau wadah, sebanyak 3 (tiga) buah dengan ukuran masing-masing 20 liter.
4) Ambil tanaman rumput tiga segi (Cyperus Odoratus ) sebanyak 45 tangkai.
5) Tanam di dalam wadah atau tempat penampungan sampel air buangan tadi, masing – masing wadah sebanyak 10 tangkai , 15 tangkai dan 20 tangkai, tanaman rumput tiga segi ( Cyperus Odoratus ).
6) Setelah 5 hari, 10 hari dan 15 hari dilakukan pengambilan sampel untuk dianalisa parameter BOD.
7) Sampel dibawa ke laboratorium Kesehatan Daerah Palembang dan dianalisa.
d. Pemeriksaan Laboratorium
1) Siapkan alat untuk pemeriksaan.
2) Pemeriksaan kadar oksigen terlarut (DO) nol hari dari salah satu botol BOD yang berisi benda uji (sampel air).
Prinsip Pemeriksaan DO
Oksigen terlarut bereaksi dengan ion mangan (II) dalam suasana basa menajdi hidroksida mangan dengan valensi yang lebih tinggi (Mn IV).
Dengan adanya ion Yodida (I) dalam suasana asam, ion mangan (IV) akan kemabli menjadi ion mangan (II) dengan membebeaskan yodin (12) yag setara dengan kandungan oksigen terlarut. Yodin yang terbentuk kemudian dititrasi dengan sodiumthiosulfat dengan indikator amilum.
3) Masukkan botol BOD yang berisi benda uji (sampel air) kedalam lemari pengeram bersuhu 250C.
4) Eramkan selama 5 hari dalam inkubator.
5) Periksa kadar oksigen terlarut (DO) lima hari sesuai dengan metode pengujian oksigen terlarut dalam air, SNI 06-2424-1991 dengan rumus BOD = Co-C5 (Standar Nasional Indonesia,1994)
6. Kerangka Konsep
7. Definisi Operasional
1) Air buangan rumah tangga adalah air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk.
2) Tanaman rumput tiga segi (Cyperus Odoratus) adalah sejenis tanaman rumpai yang sering terdapat di tanah lembab dan berair.
3) BOD adalah banyaknya oksigen yang diperlukan untuk menguraikan benda organik oleh bakteri yang terjadi pada badan air penerima dengan pengurangan kandungan oksigennya.
8. Cara Pengumpulan Data
a. Data Primer
Data ini diambil dari hasil pemeriksaan sampel di Balai Besar Laboraterium Kesehatan (BBLK) Palembang.
b. Data Sekunder
Data ini diperoleh dari pihak Rt. 06 Rw. 02 Kelurahan Silaberanti Palembang dan semua pihak yang membantu penelitiaan ini.
9. Teknik Pengolahan Data
Data yang diperoleh kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk tabulasi selanjutnya dilakukan analisa.
10. Analisa Data
Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan kemudian dilakukan uji statistik analisa varians dengan tarif signifikan 1% dan 5%. Adapun langkah-langkah dalam analisa varians sebagai berikut : (Hanafiah, 1993 :45).
a. Membuat tabel pengamatan
TABEL I
MEMBUAT DAFTAR ANALISA VARIANS
Sumber keragaman | Derajat bebas | Jumlah Kuadrat | Kuadrat tengah | F Hitung | F Tabel | |
5 % | 1 % | |||||
Perlakuan Galat total | t – 1 t (r – 1) tr - 1 | JKP JKG JKT | KTP KTG | KTP/ KTG | | |
Keterangan:
t = Jumlah perlakuan
r = Jumlah ulangan
JKP = Jumlah Kuadrat Perlakuan
JKG = Jumlah Kuadrat Galat
JKT = Jumlah Kuadrat Total
KTP = Kuadarat Tengah Perlakuan
KTG = Jumlah Kuadrat Galat
b. Membandingkan F hitung (Fh) dengan F tabel ( Ft ).
- Jika F hitung lebih besar dari F tabel, artinya adanya perbedaan yang bermakna antara lamanya penambahan tanaman rumput tiga segi (Cyperus Odoratus) terhadap penurunan kandungan BOD.
- Jika F hitung lebih kecil dari F tabel, artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara lamanya penambahan tanaman rumput tiga segi (Cyperus Odoratus) terhadap kandungan BOD.
Gambaran Rangka Percobaan Penelitian
Air buangan diukur BOD sebelum ditanami rumput tiga segi (Cyperus Odoratus) dengan volume air sampel yaitu + 20 Liter.
Air buangan diukur BOD setelah ditanami tanaman rumput tiga segi (Cyperus Odoratus) sebanyak 10 tangkai di ambil sampel setelah 5 hari, 10 hari, dan 15 hari.
Air buangan diukur BOD setelah ditanami tanaman rumput tiga segi (Cyperus Odoratus) sebanyak 15 tangkai di ambil sampel setelah 5 hari, 10 hari, dan 15 hari.
Air buangan diukur BOD setelah ditanami tanaman rumput tiga segi (Cyperus Odoratus) sebanyak 20 tangkai di ambil sampel setelah 5 hari, 10 hari, dan 15 hari.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Hasil
Dari hasil penelitian kandungan BOD pada air buangan yang bersumber dari rumah tangga (Domestic Wastes Water) Di Lorong Melati Kelurahan Silaberanti Palembang sebelum dan sesudah ditambah tanaman rumput tiga segi (Cyperus Odoratus) yang dilakukan di BBLK Palembang, maka didapatkan hasil sebagai berikut :
TABEL 2
RERATA HASIL PENGAMATAN TANAMAN RUMPUT TIGA SEGI
(CYPERUS ODORATUS) DALAM MENURUNKAN KANDUNGAN BOD
AIR BUANGAN YANG BERSUMBER DARI RUMAH TANGGA
(DOMESTIC WASTES WATER) DI LORONG MELATI
KELURAHAN SILABERANTI PALEMBANG
Lama Perlakuan | Kadar BOD (mg/lt) | Jumlah (mg/lt) | Rata-rata (mg/lt) | ||
Ulangan | |||||
I (10 tangkai) | II (15 tangkai) | III (20 tangkai) | |||
0 hari | 81,243 | 81,243 | 81,243 | 243,729 | 81,243 |
5 hari | 77,440 | 75,120 | 72,520 | 225,08 | 75,026 |
10 hari | 69,704 | 63,124 | 49,584 | 182,412 | 60,804 |
15 hari | 37,830 | 23,980 | 17,045 | 78,855 | 26,285 |
Jumlah | 266,217 | 243,467 | 220,392 | 730,076 | 243,358 |
Keterangan :
0 hari sebelum dilakukan perlakuan apapun (setelah dipindahkan dari tempat pembuangan limbah rumah tangga ke dalam wadah penampungan).
Dari tabel di atas menunjukka7n bahwa rata-rata kadar BOD menurun setelah diberi perlakuan yaitu dari 81,243 mg/lt menjadi 75,026 mg/lt, 60,804 mg/lt, 26,285 mg/lt seiring dengan lamanya penanaman tanaman rumput tiga segi (Cyperus Odoratus) dalam sampel air limbah.
Untuk melihat adanya pengaruh perlakuan penambahan tanaman rumput tiga segi (Cyperus Odoratus) terhadap turunnya kandungan BOD, maka digunakan analisis variasi. Analisis varians (anava) ini digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh tanaman rumput tiga segi (Cyperus Odoratus) dalam menurunkan kandungan BOD.
Hasil perhitungan statistik pengaruh perlakuan terhadap turunnya kandungan BOD adalah sebagai berikut :
1. Derajat Bebas (DB)
a. Derajat Bebas Perlakuan (DBP) = (t – 1) = (4 - 1) = 3
b. Derajat Bebas Galat (DBG) = t (r -1) = 4 (3 – 1) = 8
c. Derajat Bebas Total (DBT) = (tr – 1) = (4.3 - 1) = 11
2. Analisis Jumlah Kuadrat (AFK)
a. Frekuensi Keragaman (FK)
b. Jumlah Kuadrat Total (JKT)
(81,243 2 + 77,440 2 + 69,704 2 + 37,8302 + 81,243 2 + 75,120 2 + 63,124 2 + 23,980 2 + 81,243 2 + 72,520 2 + 49,584 2 +17,045 2 ) – 44417,580
= 50298,931 – 44417,580
= 5881,351
c. Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP)
/r – FK = (243,729 2 + 225,08 2 + 182,412 2 + 78,855 2 ) /3 – 44417,580
= 49852,359 – 44417,580
= 5434,779
d. Jumlah Kuadrat Galat (JKG)
JKT – JKP = 5881,351 – 5434,779 = 446,572
3. Analisis Kuadrat Tengah (AKT)
a. Kuadrat Tengah Perlakuan (KTP)
JKP / DBP = 5434,779 / 3 = 1811,593
b. Kuadrat Tengah Galat (KTG)
JKG / DBG = 446,572 / 8 = 55,821
4. Analisis F. Hitung dan Koefisien Keragaman (KK)
a. F. HItung = KTP / KTG = 1811,593 / 55,821
= 32,453
b. Koefisiens Keragaman (KK) =
= 47%
TABEL 3
DAFTAR ANALISIS VARIANS
PARAMETER
Sumber Keragaman | Derajat Bebas | Jumlah Kuadrat | Kuadrat Tengah | F. Hitung | F. Tabel | |
5 % | 1 % | |||||
Perlakuan Galat | 3 8 | 5434,779 446,572 | 1811,593 55,821 | 32,453 | 4,07 | 7,59 |
Total | 11 | 5881,351 | 1867,414 | | | |
Keterangan :
**Berbeda sangat nyata
Dari hasil analisis ternyata F. Hitung > F. Tabel, maka perlakuan tersebut memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap penurunan kadar BOD.
B. Pembahasan
Hasil pengukuran kadar BOD pada air buangan yang bersumber dari rumah tangga (Domestic Waster Water) Di Lorong Melati Kelurahan Silaberanti Palembang yang bertempat di pembuangan air limbah rumah tangga Di Lorong Melati Kelurahan Silaberanti Paalembang tersebut seperti yang diperlihatkan pada tabel 2 (parameter BOD) menunjukkan bahwa kadar BOD akan menurun setelah mendapat perlakuan dengan cara ditambahi tanaman rumput tiga segi (Cyperus Odoratus) dengan perbedaan waktu pengukuran parameter tersebut. Sampel air limbah sebelum ditanami tanaman rumput tiga segi (Cyperus Odoratus) rata-rata kadar BOD adalah 81,243 mg/lt, sedangkan setelah ditambahi tanaman rumput tiga segi (Cyperus Odoratus) setelah 5 hari penanaman, rata-rata penurunan kandungan BOD adalah 75,026 mg/lt, setelah 10 hari penanaman rata-rata penurunan kandungan BOD adalah 60,804 mg/lt, sedangkan setelah 15 hari penanaman, rata-rata penurunan kandungan BODnya adalah 26,285 mg/lt.
Angka penurunan kandungan BOD yang berbeda-beda ini menunjukkan bahwa lamanya penanaman tanaman rumput tiga segi (Cyperus Odoratus) merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap penurunan kandungan BOD. Dari hasil penurunan kandungan, BOD tersebut menunjukkan bahwa 15 hari penanaman tanaman rumput tiga segi (Cyperus Odoratus) tersebut lebih besar menurunkan kandungan BOD, hal ini disebabkan karena pada hari ke-15 berarti proses fotosintesis dan penguraian yang dilakukan mikroba rhizosfera pada rumput tiga segi (Cyperus Odoratus) tersebut ialah berlangsung 3x lebih sering dari pada hari ke-5 secara berarti. Semakin lama waktu penanaman maka proses fotosintesis dan penguraian yang dilakukan mikroba rhizosfera akan berlangsung lebih sering.
Jika dilihat lamanya waktu penanaman tanaman tiga segi (Cyperus Odoratus) tersebut, 10 hari penanaman dapat menurunkan kandungan BODnya rata-rata sebesar 60,804 mg/lt, sedangkan untuk 15 hari penanaman kadar BODnya rata-rata sebesar 26,285 mg/lt. air limbah yang kandungan BOD setelah ditanami rumput tiga segi (Cyperus Odoratus) selama 10 hari dan 15 hari mengalami penurunan kadar BOD yang cukup bermakna, meskipun kandungan BOD pada awalnya tidak melebihi bakumutu air buangan yang bersumber dari rumah tangga (Domestic Wastes Water) sesuai dengan keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 112 Tahun 2003.. Hal ini disebabkan karena dalam penelitian sampel air buangan rumah tangga yang kadar BODnya tidak harus tinggi, karena pada penelitian ini merupakan salah satu tahap awal pengolahan saja yang bersifat untuk membuktikan apakah tanaman rumput tiga segi (Cyperus Odoratus) sebagai tumbuhan amfibius yang mengandung mikroba rhizosfera dan melakukan proses fotosintesis yang dapat menurunkan kandungan BOD telah terbukti. Uji statistik dengan menggunakan metode analisis varians diperoleh harga F. Hitung (FH) untuk BOD sebesar 32,453 mg/lt dan F. Tabel (FT) 1% mempunyai harga 7,59 mg/lt sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai F. Hitung lebih besar dari pada F. Tabel dengan mengabaikan (tidak dilakukan pengukuran) terhadap variabel pengganggu. Perbedaan yang bermakna antara lamanya waktu penanaman terhadap penurunan kandungan BOD dan lama waktu penanaman rumput tiga segi (Cyperus Odoratus) dalam penelitian ini yang nilai BODnya lebih rendah adalah 15 hari, dibandingkan 5 hari dan 10 hari dengan penambahan tanaman rumput tiga segi (Cyperus Odoratus) sebanyak 10 tangkai, 15 tangkai dan 20 tangkai.
Hal ini disebabkan dengan semakin lamanya waktu penanaman tanaman rumput tiga segi (Cyperus Odoratus) maka proses fotosintesis dan penguraian yang dilakukan mikroba rhizosfera pada tanaman tersebut akan semakin sering sehingga kadar oksigen juga akan semakin sering masuk ke dalam air buangan rumah tangga tersebut.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang Efektivitas Tanaman Rumput Tiga Segi (Cyperus Odoratus) Dalam Menurunkan Kandungan BOD Pada Air Buangan Yang Bersumber Dari Rumah Tangga (Domestic Wastes Water) Di Lorong Melati Kelurahan Silaberanti Palembang yang dimulai dari tanggal 30 Maret-14 April 2009 dan dari analisa data yang didapat yakni menggunakan analisa varians, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Perbedaan lamanya penanaman tanaman rumput tiga segi (Cyperus Odoratus) menyebabkan penurunan kandungan BOD pada sampel air buangan yang bersumber dari rumah tangga (Domestic Wastes Water) Di Lorong Melati Kelurahan Silaberanti Palembang yang menurun bertahap sangat nyata.
2. Semakin banyak penanaman yang dilakukan semakin besar kandungan BOD turun, yaitu 20 tangkain tanaman rumput tiga segi (Cyperus Odoratus) lebih besar penurunannya di bandingkan dengan 10 tangkai dan 15 tangkai tanaman rumput tiga segi (Cyperus Odoratus).
3. Rerata control awal kandungan BOD adalah 81,243 mg/lt, sedangkan rerata pada hari ke-5 adalah 75,026 mg/lt, pada hari ke-10 60,804 mg/lt dan pada hari ke-15 adalah 26,285 mg/lt.
B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang penurunan kandungan BOD dengan menggunakan tanaman rumput tiga segi (Cyperus Odoratus) dan mengikut sertakan variable pengganggu seperti: pH, suhu, oksigen di udara bebas dan lain-lain.
2. Perlu dilakuakn penelitian tanaman-tanaman yang mampu menurunkan kandungan BOD pada air buangan.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, Sarana Sanitasi. 2005.
Fardiaz, Srikandi, Polusi Air dan Udara, Kanisius, Yogyakarta, 2006.
Hanafiah. Ak, Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Rajawali Pers. Jakarta. 1993.
http:// www.Sbc. Utexas, edu/bio406d/image/pics/cyp/Cyperus_Odoratus. Htm diakses 8 Oktober 2008
Jenie, Betty Sri Laksmi, dkk. Penanganan Limbah Industri Pangan, Kanisisus, Yogyakarta. 2007.
Marianto, Lukita Adi, Tanaman Air. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta, 2009
Slamet. Juli Soemirat. Kesehatan Lingkungan. UGM. Bandung. 2007.
Sugiharto, Dasar-Dasar Pengolahan Air Limbah. UI, Press, Jakarta. 1987.
Suriawiria, Unus, Mikrobiologi Air. PT. Alumni, Bandung. 2003.
______________, Air Dalam Kehidupan dan Lingkungan yang Sehat. PT. Alumni, Bandung, 2005.
Millan Mc S. Promotin growth with PGPR. The Canadian Organic Grower. 2007
Soesanto L. Pengantar Pengendalian Hayati Penyakit Tanaman. Suplemen ke Gulma dan Nematoda. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.. 2008.
Gambar I Sampel Yang Akan di bawah ke BBlK
Gambar II Sampel Yang Di Tanami Tanam Rumput Tiga Segi (Cyperus Odoratus)
Gambar III Alat-alat yang digunakan dalam Pemeriksaan sample BOD
Gambar IV Pemeriksaan Sampel di BBLK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar